Timika - Sebanyak
23 pekerja PT Freeport Indonesia hingga Sabtu, 18 Mei 2013, masih
terperangkap material longsor di Big Gossan, tambang bawah tanah PT
Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada Jumat, 17 Mei 2013, manajemen
PT Freeport Indonesia menyebutkan, total pekerja yang terkena musibah
longsor Big Gossan sebanyak 39 orang. Sebanyak 11 orang selamat, lima
pekerja meninggal dunia, dan 23 pekerja masih terperangkap. (Lihat: 34 Pekerja Freeport Diduga Tewas Terjebak Longsor)
PT Freeport Indonesia dalam rilisnya mengatakan telah mengerahkan
sejumlah tenaga ahli untuk mengatasi longsor material dan menyelamatkan
pekerja yang terjebak material longsor. Sebuah alat pendeteksi getaran
(lifepack 3) jantung juga dikerahkan untuk mendeteksi pekerja yang
terjebak dan masih berpeluang hidup. (Tim Penyelamat Cari 34 Korban Longsor Freeport)
General Manager Tambang PT Freeport Indonesia, Nurhadi, dalam
rilisnya mengatakan, perangkat ini telah mendeteksi getaran-getaran
seirama dengan detak jantung manusia. "Namun hal ini belum dapat
dipastikan karena ada kemungkinan disebabkan oleh getaran-getaran lain
selama 72 jam yang lalu," kata Nurhadi.
Menurut Nurhadi, situasi terowongan membuat upaya penyelamatan
membutuhkan waktu yang lebih lama. "Semakin banyak waktu yang kita
butuhkan dapat memperkecil kemungkinan adanya karyawan yang selamat,"
kata Nurhadi.
Adapun Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto
dalam rilis menyatakan, setelah semua proses evakuasi selesai, PT
Freeport Indonesia akan melakukan investigasi atas musibah yang menelan
korban lima pekerja ini. Rozik juga sudah mengunjungi 23 pekerja yang
masih terperangkap reruntuhan dan statusnya sudah dirumahkan.
0 komentar:
Posting Komentar