Timika - Gereja Katolik Keuskupan Timika,
Papua mendesak PT Freeport Indonesia, Pemerintah dan aparat keamanan
untuk memberi perhatian serius terhadap kelangsungan hidup ratusan jiwa
warga Kampung Nayaro yang meninggalkan kampung mereka beberapa tahun
lalu.
Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Pastor Amandus
Rahadat Pr kepada Antara di Timika,
Kamis mengatakan sejak 2009 hingga
saat ini hampir seluruh warga Kampung Nayaro mengungsi dari kampung
mereka.
Ada yang tinggal di kost-kost di Timika, ada yang terusir dari kost
karena tidak sanggup lagi membayar biaya sewa rumah dan keleleran di
Timika, ada yang menumpang pada sanak saudara mereka di Nawaripi,
Koperapoka, Paumako.
Ada juga yang tinggal di gubuk-gubuk darurat di pinggir aliran pengendapan tailing PT Freeport bahkan sampai Pasir Hitam.
Aksi pengungsian besar-besaran warga Nayaro itu setelah terjadi
serangkaian kasus penembakan oleh orang tak dikenal di sepanjang ruas
jalan Tanggul Timur-Kali Kopi dalam area konsesi PT Freeport. Ruas jalan
Tanggul Timur merupakan akses satu-satunya menuju Kampung Nayaro.
Warga Nayaro semakin takut akan menjadi sasaran tembak oleh pihak-
pihak yang tidak diketahui identitasnya pascaterjadi penembakan terhadap
kendaraan milik Kepala Kampung Nayaro, Herman Apoka yang sedang
mengangkut karyawannya untuk bekerja pada proyek penghijauan di Tanggul
Barat pada 9 Februari 2012.
"Gereja sangat prihatin atas masalah yang dihadapi warga Nayaro.
Sampai sekarang mereka tinggal di rumah-rumah kost, ada yang tinggal di
befak-befak di pinggir kali. Mereka punya kampung, tapi sekarang Kampung
Nayaro diam membisu karena tidak ada lagi warga yang berani tinggal di
sana," tutur Pastor Amandus.
Menurut Pastor Amandus, Gereja Katolik merasa prihatin lantaran
selama ini banyak pihak memilih diam atas derita yang dialami ratusan
hingga ribuan jiwa warga Kampung Nayaro.
Lantaran kondisi itu, katanya, Gereja Katolik berharap agar situasi yang dihadapi warga Nayaro segera diakhiri.
"Saya akan bawa masalah ini ke Presiden Direktur PT Freeport. Saya
mau ketemu Bupati Mimika. Saya juga mau ketemu semua komandan-komandan
TNI dan Polri. Kalian semua dengar, saya mau bawa masalah ini kepada
mereka," tutur Pastor Amandus dihadapan ratusan warga Kampung Nayaro
saat pertemuan dengan Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Rabu (18/9)
petang.
Dalam pertemuan dengan berbagai pihak yang berkepentingan itu, Pastor
Amandus akan menyampaikan bahwa saat ini ada sekelompok manusia asal
Kampung Nayaro yang hidup terlantar dan lari meninggalkan kampung mereka
karena sesuatu hal.
"Pertanyaannya mengapa semua orang diam atas masalah ini. Ada apa.
Mengapa Freeport juga diam padahal mereka yang membangun pemukiman
masyarakat di Nayaro. Saya minta masyarakat Nayaro bicara jujur atas
kondisi yang kami alami dan rasakan selama tinggal di tanah pembuangan,"
kata Pastor Amandus.
Ia mengatakan, hasil pertemuan dengan warga Nayaro tersebut akan
dilaporkan oleh Tim Pastoral Gereja Katedral Tiga Raja Timika kepada
Uskup Timika, Mgr John Philip Saklil Pr.
Selanjutnya, Gereja Katolik akan menemui para pihak terkait seperti
PT Freeport, Pemerintah Daerah hingga Pemerintah Pusat di Jakarta dan
para pimpinan TNI-Polri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi warga
Kampung Nayaro. (03)