SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA/KOYA MEII

Senin, 14 Oktober 2013

Uncen Jayapura Juara Liga Pendidikan Indonesia Papua

Biak (Antara) - Skuad sepak bola Universitas Cenderawasih Jayapura berhasil merebut juara pertama Liga Pendidikan Indonesia tingkat perguruan tinggi di stadion Cenderawasih, Jumat.
Uncen pada partai final mengalahkan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Yayasan Pendidikan Islam dengan skor akhir 2-1.
Gol kemenangan skuad Uncen Jayapura ke gawang IISIP dicetak pemain depan Yance dan Fredi Isir sementara gol balasan IISIP Yapis dicetak Jefri melalui titik putih ke gawang Uncen.
Pertandingan Uncen versus IISIP Yapis Biak di ajang final LPI Papua tingkat perguruan tinggi berlangsung dengan aman dan lancar hingga selesai 2X40 menit dipimpin Wasit Marthen Rumbrawer.
Pelatih kepala PS Uncen Daniel Womsiwor mengatakan, kemenangan Uncen Jayapura atas IISIP Yapis Biak dengan menjadi juara LPI se Papua di Biak Numfor menjadi kunci penutup piala bergilir Gubernur Papua dan Piala Presiden Republik Indonesia.
Pemain Uncen Jayapura melakukan permainan taktis menyerang sehingga meraih kemenangan LPI se Papua di tahun 2013 merupakan yang terakhir, sementara pada tahun 2014 kompetisi sepak bola mahasiswa akan dikelola Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Dirjen Pendidikan Tinggi, kata Daniel Womsiwor.
Dia berharap, bekal pengalaman bertandingan PS Uncen di ajang LPI Papua di Biak menjadi bekal untuk persiapan menghadapi kejuaraan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional ke-13 di Yogyakarta 22 November 2013.
Daniel Womsiwor mengakui, tim sepak bola Uncen Jayapura yang menguasai kompetisi Liga Pendidikan Indonesia sejak tiga tahun belakangan ini akan ditampilkan pada event Nasional Pomnas 31 di Yogyakarta.
Pada kegiatan Nasional Pomnas atlet sepak bola Uncen Jayapura dapat meraih prestasi seperti saat menjuarai kompetisi LPI tingkat perguruan tinggi, demikian pelatih kepala PS Uncen Daniel Womsiwor.
Berdasarkan data panitia pelaksana LPI se Papua di Kabupaten Biak Numfor yang dimulai 7 Oktober 2013 dijadwalkan akan ditutup pada hari Sabtu sore dipusatkan di stadion Cenderawasih Biak.(rr)

Puluhan Warga Mengamuk di Sorong, Tujuh Rumah Dibakar Massa

SORONG - Tujuh rumah dibakar, dan tiga rumah lainnya dirusak dalam Insiden amuk massa, di Aimas,Kabupaten Sorong, Papua Barat, Jumat (11/10/2013). Amuk massa dipicu, atas kemarahan warga Intimpura,Aimas,Kabupaten Sorong - Papua Barat, yang warganya ditemukan meninggal dunia, Kamis(10/10/2013) malam akibat dibunuh oleh orang tidak dikenal.
Puluhan warga Intimpura, Aimas, kabupaten Sorong, Papua Barat, dengan membawa sejumlah alat tajam,
Jumat 11/10 siang kemarin, melakukan pembakaran terhadap tujuh unit rumah warga yang terletak di kawasan Intimpura, Aimas, kabupaten Sorong, Papua Barat.
Data yang berhasil dihimpun SULPA di lapangan, Amuk massa ini di picu, atas meninggalnya seorang warga setempat yang merupakan warga transmigran bernama Sugito yang ditemukan tewas mengganasakan disemak-semak yang diduga akibat di bunuh oleh sejumlah orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2013)
malam tepatnya di kampung Klasuluk, Distrik Mariat, Aimas, Kabupaten Sorong.
Tidak terima dengan hal tersebut, Puluhan warga kampung Klasuluk, Distrik Mariat, Aimas, Kabupaten Sorong, yang umumnya merupakan warga transmigran, Jumat siang tadi mencari pelaku pembunuhan yang diketahui juga merupakan warga setempat.
Karena marah tidak menemukan pelaku, puluhan warga pun mendatangi rumah pelaku, dimana warga yang mempersenjatai diri dengan alat-alat tajam, berupa parang dan golok, langsung melakukan pengerusakan, bahkan warga yang sudah emosi. Langsung membakar rumah milik pelaku.
Atas kejadian tersebut, aparat Kepolisian dari Brimob Detasemen C , Polda Papua, Polres Sorong,
Polres Kota Sorong, serta pasukan TNI Dari Batalyon 752, dan kodim Sorong, yang dipimpin lanngsung Kapolres Sorong, AKBP E.Zulpan, turun langsung untuk mengamankan amuk massa tersebut.
Bahkan 1(satu) Unit kendaraan Taktis, Barracuda milik Detasemen C Brimob di turunkan untuk mengamankan amuk massa yang semankin tak terkendali.
Sempat terjadi ketegangan antara puluhan massa yang merupakan keluarga korban, dengan aparat keamanan, yan meminta warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis.
Hingga saat ini, aparat keamanan dari TNI dan Polri, maih terus disiagakan di lokasi kejadian, hal ini bertujuan untuk mengantispasi hal-hal yang tidak dinginkan.
Kapolres Sorong, AKBP, E.Zulpan yang diminta konfirmasinya soal insiden tersebut, hingga saat ini, belum dapat di konfirmasi, dimana Kapolres bersama muspida dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat serta Dandim Sorong, masih melakukan pertemuan untuk menyelesaikan konflik tersebut, agar tidak meluas.

7 Warga Sentani Papua diculik orang tak dikenal

Jayapura-7 Warga Sentani dilaporkan diculik OTK (Orang Tidak Dikenal) ketika hendak menuju Kota Sentani, Kabupaten Jayapura dari Kabupaten Sarmi, Papua. Ketujuh warga tersebut tinggal di Jalan Agus Karici Polomo Kel Hinekombe Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura dan dinyatakan hilang pada Jumat (11/10) sekitar pukul 06.00 WIT.

Ketujuh warga tersebut adalah Bartolomeus Fere (53), Agustuna Fere (38), Yan Marthen Fere (30) yang merupakan Kepala Kantor Pos Sarmi, Boas Hawase (35), Elisabeth Felle (40), Melinda Fere (11) dan Avia Hawase (4).

Menurut keterangan salah satu keluarga korban yang tidak ingin disebutkan namanya, pada Kamis (4/10) sekitar pukul 23.30 WIT, korban atas nama Agustina Fere yang saat itu berada di Genyem (PNS Distrik Nimboran) menelepon kakak perempuannya yang berada di Sentani.

Korban menyampaikan bahwa ada orang yang menelepon (suara laki-laki) yang belum dikenal mengatakan beberapa hal, bahwa adiknya Yan Marthen Fere saat ini sedang sakit parah dan muntah darah, jika keluarga tidak segera naik (Ke sarmi) untuk menjemput, jangan menyesal kalau terjadi apa-apa.

"Penelepon itu bilang kalau Yan tidak diambil maka akan ada yang menculiknya, makanya Agustina dan suaminya langsung menuju Sarmi," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Sabtu (12/10).

Keesokan harinya setelah menerima kabar tersebut, Agustina bersama beberapa anggota keluarganya berangkat dengan menggunakan satu unit mobil kuda warna merah DS 1807 AK menuju Sarmi dan mendapati bahwa adiknya Yan dalam keadaan sehat. Akhirnya, karena masih khawatir rombongan Agustina dengan membawa Yan memutuskan untuk pulang ke Sentani.

Mengingat jaringan telepon yang terbatas di dalam perjalanan menuju Sarmi, pihak keluarga Agustina tidak bisa menghubungi rombongan Agustina.

"Saya mendapat kabar bahwa rombongan Agustina sudah menuju Sentani sejak Minggu (6/10), namun hingga Jumat (11/10) belum juga sampai, sehingga pihak keluarga memutuskan untuk melaporkannya kepada pihak kepolisian," urainya.

Ia menambahkan, kemungkinan ketujuh orang warga Sentani tersebut disandera OTK di wilayah Sarmi pada saat perjalanan pulang ke Sentani, dimana di sepanjang jalan pulang masih banyak hutan-hutan yang memungkinkan penyekapan.

Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Jayapura AKBP Roycke Harry Langie, pihaknya membenarkan adanya kasus ini.

"Saat ini pihak kami masih melakukan penyelidikan," tegasnya kepada Antara di Sentani, Sabtu.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons